Minggu, 17 April 2016

Sejuta Harapan


“saya yakin kamu mampu! Kamu punya potensi yang besar, hani!”
“Kamu harus bisa  hani! Kamu pasti bisa”
“gimana kamu ga yakin sama diri kamu sendiri? aku aja yakin kamu bisa”


3 kalimat di atas betul-betul diutarakan pada saya di waktu yang berbeda. Rasanya seperti ada sejuta harapan di dalamnya. Saya merasa masih banyak PR yang harus saya selesaikan. Sejujurnya, saya sama sekali tidak merasa terbebani. Justru saya merasa tertantang, bagaimana saya mampu berkembang diluar batas kepercayaan saya. Yang saya kira saya hanya mampu ‘segini’, padahal saya bisa lebih dari ini. Di luar nalar dan batas normal saya.

Sejuta harapan. Bukan hanya pada saya, atau mereka yang sudah berhasil mencapai impian-impian mereka karena potensi dan etos kerja mereka,  yang menjadi tumpuan atas sejuta harapan yang pernah diutarakan oleh banyak orang dalam kehidupan kami. Tapi ini tentang anda, tentang anda. Tentang kita semua yang mungkin lupa pada ‘sejuta harapan’ yang tidak diucapkan siapapun sebelumnya.

Sejuta harapan dari mereka, generasi penerus kita. Yang masih ada dalam kandungan, atau mereka yang sering kita jumpai sedang melangkahkan kaki kecil mereka dengan seragam sekolah. Atau mereka, yang dengan tubuh mungilnya melangkahkan kaki di pinggir jalan dengan membawa gitar atau karung besar untuk mengais rejeki.

Sejuta harapan dari mereka, para pembangun bangsa yang kini mulai renta. Yang mereka rasa tugas mereka belum selesai, dan harus dilanjutkan oleh kita, ya, kita. Atau mereka, orang-orang yang kini hanya mampu bermimpi namun tak bisa lagi melangkah untuk mimpinya. Mereka yang sadar bahwa dunia ini membutuhkan generasi penerus yang mampu menciptakan masa depan yang lebih baik lagi. Sejuta harapan yang tak terucap dari bibir mereka, namun bergetar dahsyat dari hati mereka.

Mereka yang meletakkan sejuta impiannya pada kita semua. Ya, kita semua. Yang selama ini mungkin hanya sadar untuk bertanggung jawab pada orang sekitar yang kita cintai, atau malah hanya untuk diri kita sendiri.

Sampai kapan? Sampai kapan kita terlena pada tugas dan tanggung jawab di depan mata saja? Berkutat pada kesibukan pribadi saja? Sedang kita lupa dengan sejuta harapan yang ada namun tak terlihat. Kita lupa untuk memberi arti dengan membuat perubahan berarti, untuk anak cucu kita kelak, generasi muda, dan mereka orang-orang tua yang sudah berjuang susah payah.


Ada sejuta harapan yang menunggu kita. ayo! Ayo kita wujudkan sejuta harapan itu!

0 komentar:

Posting Komentar