Rabu, 01 November 2017

Turkey Journey Part I [Pra Departure] – ALLY For Future

Assalamu’alaikum dari Bandara Soekarno Hatta J

Siapapun kalian yang membaca tulisan ini, saya ucapkan selamat datang. Apalagi bila kalian merupakan pemuda/pemudi Indonesia yang bersemangat untuk meraih mimpi. Saya senang sekali menyambut kalian *peluk hangat untuk kalian semua, tapi khusus akhwat yaaa hehe*.

Sebelum 13 jam perjalanan dimulai (saya akan take off pukul 21.30 dan sekarang baru pukul 19.34) saya ingin berbagi cerita kepada teman-teman semua tentang perjalanan saya ke Turki yang 100% didanai oleh The Turkish Ministry of Family and Social Policies + uang saku yang didukung oleh Dafturn Technology.

To be honest, ini adalah perjalanan terjauh dari semua perjalanan yang pernah saya tempuh. Di mana khusus saya persembahkan untuk mamah saya tercinta yang mengantarkan saya sampai bandara tadi, (baru beberapa detik dan rasanya saya mulai merindu, hiks) dan untuk pemuda/pemudi Indonesia. Hei, ini sungguhan untuk kalian! Jadi, apapun yang ingin kalian tanyakan, silakan DM saya di Instagram ya :D jangan lupa follow dulu @srhanifa dan perkenalkan diri kalian. Insyaa Allah pertanyaan kalian akan saya jawab di postingan “Turkey Journey” berikutnya.

Yuk kita mulai dari pertanyaan-pertanyaan umum seperti : ikut event apa ka? Kok bisa tau informasi event ini? Tau dari mana? Kapan daftar nya? Kapan pengumumannya? Kok bisa lolos? Gimana ceritanya? Pertanyaan lainnya, silakan DM saya di instagram @srhanifa

Event apa kah yang saya ikuti?

"ALLY for Future merupakan program kepemimpinan dan kewirausahaan untuk wanita Muslim muda  yang merupakan anggota dari the Organization of Islamic Cooperation (OIC) atau Organisasi dan Kerjasama Islam.  Program ini akan diadakan selama 9 hari pada tanggal 2-10 November 2017, di Istanbul dan Ankara – Turki.

Program ini diselenggarakan oleh the Turkish Ministry of Family and Social Policies di bawah naungan H.E. Dr. Fatma Betül Sayan Kaya, Menteri Keluarga dan Kebijakan Sosial; dengan kontribusi dan partisipasi Dewan Konsultasi Wanita OIC di bawah pimpinan H.E. Dr. Esra Albayrak.
Dalam kegiatan 9 hari tersebut akan diadakan berbagai diskusi panel, talkshow dan pelatihan dengan berbagai tema yang berkaitan dengan politik, media, agama, sosiologi, kewirausahaan, kepemimpinan dan studi mengenai wanita.”

Next question, tau dari mana? Kapan daftar nya? Kapan pengumumannya? Kok bisa lolos? Gimana ceritanya?

Well, sebetulnya ini agak sedikit absurd. Saya agak lupa waktu itu dapat informasi ini dari internet atau BC an kawan di whatsapp. Saya pun lupa kapan daftarnya. Saya juga lupa bagaimana proses seleksinya. Saya udah coba ingat-ingat, tapi tetap ga ingat L I am sorry guys. Seingat saya, saya sempat menemukan beberapa seleksi program seperti ini, dan saya mendaftar dengan mengisi formulir online, submit, selesai. Mungkin ALLY for Future ini salah satunya. Kalau saya tidak pernah mendaftar, ga mungkin juga kan tiba-tiba bisa ke Turki begini, hehe. Baiklah, untuk bagian yang ini saya akan coba mengingat-ingat lebih keras lagi dan bertanya pada peserta lainnya di sana. Iya, di Turki nanti. Karena jujur saja, dari 57 negara OIC (silakan browsing ya negara mana saja yang termasuk negara OIC), hanya ada 1 delegasi yang dikirim dari tiap negara :’) (jadi saya musti nunggu bertemu dan bertegur sapa dengan delegasi lainnya begitu saya landing di sana)

Itulah alasan terbesar kenapa saya persembahkan perjalanan ini untuk kalian, pemuda Indonesia. Karena ini adalah amanah yang harus saya pertanggung jawabkan.

Dan kalau pengumumannya? H-6 keberangkatan. Iya! 5 hari yang lalu saya dikabari kalau saya lolos. Dan ceritanya cukup... absurd juga. Begini ceritanya ...

Pada suatu sore di toko buku Gr*media CCM (bukan sponsor, jadi saya ga sebut merk :D abaikan) pukul 16.00, saya mendapat telfon dari +90xxxx, saya heran siapakah itu. Saat saya angkat, suaranya begitu mirip dengan Kamiila, teman saya di Afrika Selatan. Tapi saya salah (lagi pula kode telfon Afrika Selatan itu +97 ya bukan +90). Saya diinfokan kalau saya lolos program ALLY for Future dan harus memberi konfirmasi HARI  ITU JUGA mengingat kegiatan yang akan diselenggarakan 6 hari lagi.

“ini apa sih? Program yang mana ya? Jangan-jangan ini penipuan. Eh tapi kalau ga pernah daftar, it’s totally impossible. Husnudzon han!” ucapku dalam hati.

So, untuk meyakinkan, saya minta email resmi dari mereka. Dan kemudian? Saya lupa cek email karena ba’da maghrib saya dipijat (FYI pagi itu di hari pengumuman, saya sempat kecelakaan kecil dalam perjalanan menuju kampus, mobil yang saya tumpangi hampir menerobos lampu merah dan hampir kecelakaan. Tubuh saya agak remuk jadi musti dipijat). Padahal sepulang dari toko buku saya sempat heboh cerita ini ke mamah saya (habis kecelakaan tapi sempat ke toko buku. Ini adalah bukti bahwa kecelakaan itu tidaklah seberapa, alhamdulillaah). Bagaimana tanggapan  mamah saya? “cek dulu, nanti penipuan” lol hahaha duuh. Sampai saat saya mau memejamkan mata (pukul 23.00), Allah membuat saya seketika ingat dengan cara Nya “eh kan belum cek email” gumam saya dalam hati yang padahal badan sudah di atas kasur dan mata sudah mulai terpejam.


Maa syaa Allah! Ternyata benar! Email resmi dari ALLY for Future sudah saya terima. Seketika saya sujud syukur dan membangunkan mamah dari tidurnya, memeluknya erat dan berkata pelan namun penuh keceriaan “Mah, Hani sungguhan lolos. Turki mah! Turki”. “beneran Hani?” tanya mamah masih tak percaya. Dan seketika suasana hening. “sungguhan ataupun enggak, biar Allah yang tunjukkan mah. Kalau memang benar ini sudah Allah siapkan buat Hani, insyaa Allah ga akan meleset. Dan kalau ini ternyata bukan buat Hani, ya gapapa. Allah Tau yang terbaik”. Ucapku (ini beneran saya bicara begini sama mamah. Syahdu banget malam itu).

Dalam email tersebut, ada formulir yang harus diisi dan scan paspor yang harus segera dikirim kembali. 23.30, saya submit email dan ... saya ga bisa tidur. Sungguh! Saya ga bisa tidur. Imajinasi yang berlarian ke sana kemari tentang Turki tak bisa saya hentikan. Juga, punggung kiri saya terasa agak sakit L jadilah malam itu saya tidak bisa tidur. Padahal esoknya saya harus ke kampus. Hmmmm. Setidaknya, saya sudah memberi konfirmasi kesanggupan saya untuk menjadi delegasi dalam event tersebut. Bismillaah ...


(To be continued)

0 komentar:

Posting Komentar