Selasa, 24 September 2019
The Growth #6: Pengingat Diri Dari Sebuah Demonstrasi #GejayanMemanggil
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Aksi demonstrasi tempo hari membuatku tergerak untuk membuat beberapa postingan snapgram sebagai bentuk apresiasi dan simpati terhadap perjuangan rekan-rekan mahasiswa di negeri ini. Hingga aku memutuskan untuk menghapusnya setelah diskusi pagi tadi. Bukan karena tidak peduli, justru karena rasa cinta dari lubuk hati sehingga menggerakkanku untuk mengganti sebuah simpati dari snapgram dengan tulisan ini.
Bukan untuk mencaci, karena tulisan ini kubagikan sebagai bentuk edukasi sekaligus pengingat diri sendiri tentang pentingnya melangkah lebih hati-hati, seiring berkurangnya masa hidup kita di muka bumi ini. Tentunya, dengan solusi.
let's straight to the point...
Tindakan turun ke jalan (demonstrasi), apakah benar?
Tindakan mereka yang turun ke jalan itu salah. Niat yg betul, dikemas dengan cara yg batil. Tekad yang mulia dibungkus dengan keyakinan yg keliru. Tujuan yang hebat bercampur dengan upaya yang munkar.
Saudaraku,
Bukankah Islam ini agama yang kompleks dengan lengkapnya panduan di dalamnya?
Apa masalah pemimpin yang salah benar-benar tidak diatur syari'at cara membetulkannya?
Bukankah Nabi ﷺ juga mengajarkan kita cara bersikap kepada pemimpin?
Bukankah kezaliman sekecil apapun akan dihisab?
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Petama, bagaimana kalau kita minta pada Allah agar Allah jadikan pemerintah kita berubah menjadi adil dan bertaqwa? bukankah kita punya doa sebagai kekuatan terbesar kita?
Saudara-saudara kita yang demo teriak-teriak ke penduduk bumi andaipun didengar belum tentu dianggap. Dianggap pun belum tentu dipenuhi, dst,. Tapi Allah, Maha Kuasa mengabulkan doa kita di poin pertama ini.
Kedua, andai kita betul-betul mau berkontribusi untuk negara ini, ayo laporkan tindakan-tindakan korupsi dan kejahatan yang terjadi ke pihak berwajib. Ayo berkarya! belajar dengan betul-betul tanpa keluhan, tingkatkan kebergunaan diri kita untuk lingkungan kita.
Ketiga, upayakan dengan segenap kemampuan yg kita punya untuk menyatukan poin-poin permintaan/nasihat. Delegasikan itu kepada orang yg benar-benar kita percaya. Bicarakan pada pemimpin, buat kesepakatan yg bisa rida diterima masing-masing pihak, dan kawal hasilnya dengan semua potensi.
Sambil menghimpun aspirasi dari seluruh warga Indonesia tentang poin nasihat, sambil doakan agar Allah rubah mereka jadi adil dan bertaqwa. Jangan lelah berjuang di sana sampai Allah berikan keputusan. Jangan lelah untuk terus mengumpulkan semua dukungan, lalu banding secara hukum atas nama warga Indonesia, kalau juga keadilan belum ditegakkan.
Saudaraku,
Bukankah pelanggaran tata tertib publik itu melanggar hak banyak orang?
Bukankah mencaci kehormatan muslim juga bentuk kezaliman?
Bukankah campur baur laki-laki dan perempuan juga hal yang dilarang agama?
Bukankah pertumpahan darah antar muslim juga dosa besar?
Mendukung yang salah juga adalah salah. Kalau dukung tujuannya, upayakan cara yang paling sesuai dengan syari'at.
Ayo himpun doa!
Mari doakan saudara-saudara kita yang terlanjur ikut demonstrasi agar diberikan keselamatan, kesadaran syari'at, kesembuhan untuk yang mengalami luka-luka, dan ampunan dosa atas kesusahan dan rasa sakit yang mereka terima. Pun dengan kondisi pemerintahan, para pemimpin-pemimpin kita di sana.
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ سَرْوَانَ الْمُعَلِّمُ حَدَّثَنِي طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ كَرِيزٍ قَالَ حَدَّثَتْنِي أُمُّ الدَّرْدَاءِ قَالَتْ
حَدَّثَنِي سَيِّدِي
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ دَعَا لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami An Nadhr bin Syumail telah menceritakan kepada kami Musa bin Sarwan Al Mu'allim telah menceritakan kepadaku Thalhah bin 'Ubaidullah bin Kariz dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ummu Ad Darda' dia berkata; Sayyidi (suamiku) telah menceritakan kepadaku bahwasanya ia mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Siapapun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui orang yang didoakan, melainkan malaikat akan berkata; 'Amiin dan bagimu kebaikan yang sama.'
HR. Muslim no 4912
Hati-hati terhadap apa yang sudah Nabi ﷺ pesan jauh-jauh hari:
حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ كَانَ يَقُولُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا قَالَ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُحَرِّمًا لِدَمِ أَخِيهِ وَعِرْضِهِ وَمَالِهِ وَيُمْسِي مُسْتَحِلًّا لَهُ وَيُمْسِي مُحَرِّمًا لِدَمِ أَخِيهِ وَعِرْضِهِ وَمَالِهِ وَيُصْبِحُ مُسْتَحِلًّا لَهُ
Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Hisyam dari Al Hasan berkata:
beliau bersabda dalam hadits ini:
"Di pagi hari seseorang beriman dan di sore hari menjadi kafir, beriman di waktu sore dan di pagi hari menjadi kafir."
Beliau bersabda:
"Di pagi hari seseorang mengharamkan darah, kehormatan dan harta saudaranya tapi di sore hari menghalalkannya, di sore hari mengharamkan darah, kehormatan dan harta saudaranya dan si pagi hari menghalalkannya."
HR At-Tirmidzi 2124
Jangan sampai kita kufur, tapi gak sadar kalau kita kufur. Andai orang-orang zalim berkuasa, Allah Maha Tahu atas kezaliman mereka. Qisas akan Allah tegakkan. Pahala-pahala mereka akan diberikan ke seluruh muslim yang ada di Indonesia. Kalau pahala mereka sudah habis, dosa-dosa seluruh muslim Indonesia ditimpahkan kepada mereka sejumlah kezaliman mereka kepada rakyat Muslim Indonesia.
Semua tadi di atas berdasar pada hadis-hadis shahih dari Nabi ﷺ, andai nasihat beliau ﷺ gak bisa masuk hati kita, kita butuh nasihat siapa lagi?
Hadis Nabi yang perlu kita ketahui terkait perkara ini:
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ التَّمِيمِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى وَهُوَ ابْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ سَلَّامٍ
عَنْ أَبِي سَلَّامٍ قَالَ
قَالَ حُذَيْفَةُ بْنُ الْيَمَان
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا بِشَرٍّ فَجَاءَ اللَّهُ بِخَيْرٍ فَنَحْنُ فِيهِ فَهَلْ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الْخَيْرِ شَرٌّ
قَالَ نَعَمْ
قُلْتُ هَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الشَّرِّ خَيْرٌ
قَالَ نَعَمْ
قُلْتُ فَهَلْ وَرَاءَ ذَلِكَ الْخَيْرِ شَرٌّ
قَالَ نَعَمْ
قُلْتُ كَيْفَ
قَالَ يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ
قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ
قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad Ibnu Sahl bin 'Askar At Tamimi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hasan. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi telah mengabarkan kepada kami Yahya -yaitu Ibnu Hassan- telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah -yaitu Ibnu Salam- telah menceritakan kepada kami Zaid bin Sallam
dari Abu Sallam dia berkata; Hudzaifah bin Yaman berkata, "Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, dahulu saya berada dalam kejahatan, kemudian Allah menurunkan kebaikan (agama Islam) kepada kami, apakah setelah kebaikan ini timbul lagi kejatahan?"
beliau menjawab: "Ya."
Saya bertanya lagi, "Apakah setelah kejahatan tersebut akan timbul lagi kebaikan?"
beliau menjawab: "Ya."
Saya bertanya lagi, "Apakah setelah kebaikan ini timbul lagi kejahatan?"
beliau menjawab: "Ya."
Aku bertanya, "Bagaimana hal itu?"
beliau menjawab: "Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia."
Hudzaifah berkata; saya betanya, "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?"
beliau menjawab: "Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia."
HR. Muslim 3435
Perintah taat lainnya:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidullah Telah menceritakan kepadaku Nafi' dari Abdullah radliallahu 'anhu,
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"mendengar dan taat adalah wajib bagi setiap muslim, baik yang ia sukai maupun yang tidak ia sukai, selama ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan, adapun jika ia diperintahkan melakukan maksiat, maka tidak ada hak mendengar dan menaati."
HR Al-Bukhari 6611
Bagaimana bila mereka zalim?
عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَأَلَ سَلَمَةُ بْنُ يَزِيدَ الْجُعْفِيُّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ قَامَتْ عَلَيْنَا أُمَرَاءُ يَسْأَلُونَا حَقَّهُمْ وَيَمْنَعُونَا حَقَّنَا فَمَا تَأْمُرُنَا فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فِي الثَّانِيَةِ أَوْ فِي الثَّالِثَةِ فَجَذَبَهُ الْأَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ
وَقَالَ اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا فَإِنَّمَا عَلَيْهِمْ مَا حُمِّلُوا وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ
dari Simak bin Harb dari 'Alqamah bin Al Wa`il Al Hadlrami dari ayahnya dia berkata,
"Salamah bin Yazid Al Ja'fi pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
"Wahai Nabi Allah, bagaimanakah pendapatmu jika para penguasa yang memimpin kami selalu menuntut hak mereka atas kami tapi mereka tidak mau memenuhi hak kami, sikap apa yang anda anjurkan kepada kami?"
Maka beliau berpaling, lalu ditanyakan lagi kepada beliau dan beliaupun tetap enggan menjawabnya hingga dua atau tiga kali pertanyaan itu diajukan kepada beliau, kemudian Al Aty'ats bin Qa`is menarik Salamah bin Zayid.
Beliau lalu bersabda: "Dengarkan dan taatilah, sesungguhnya mereka akan mempertanggung jawabkan atas semua perbuatan mereka sebagaimana kalian juga akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kalian."
HR Muslim 3433
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ الْحَسَنِ
أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ زِيَادٍ عَادَ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ فَقَالَ لَهُ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ اسْتَرْعَاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يَحُطْهَا بِنَصِيحَةٍ إِلَّا لَمْ يَجِدْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Abul Asyhab dari Al Hasan, bahwasanya Abdullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin yasar ketika sakitnya yang menjadikan kematiannya, lantas Ma'qil mengatakan kepadanya;
'Saya sampaikan hadist kepadamu yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam,
aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tidak akan mendapat bau surga."
HR Al-Bukhari 6617
Semoga Allah memberikan kita semua hidayah untuk memahami petunjuk-petunjuk ini dengan iman, akal dan nurani. Semoga Allah memberi kesabaran untuk kita sampai kita benar-benar jadi hamba-hamba Allah yang Istiqamah di jalan hidayah dan sabar atas ketetapan-Nya. aamiin allahumma aamiin
NB:
PR kita dari #GejayanMemanggil bukan hanya tentang keadaan pemerintah dengan rancangan undang-undang dengan pasal yang jelas ngawur, tapi juga paham feminis dan 'bunga dari barat' yang perlu kita waspadai, seperti:
"Korupsi dipermudah, bercinta dipersulit"
"PAP TT bukan urusanmu"
"Vagina saya adalah milik saya, tanggung jawab saya"
"Aku ingin yang-yangan tanpa takut ditangkap polisi"
"Mau nge** aja diatur negara"
dsb.
Keep our eyes open!
Saudarimu,
Siti Rahmah Hanifa
@srhanifa
Terimakasihhhh.
BalasHapusSemoga indonesia kedepannya baik2 saja. Jngn ada lagi pertempuran antar saudara😭. Aku miris melihat kejadia itu 😞
Barakallahu fiik.. jazakillah khayrn atas tulisan menginspirasi nya..
BalasHapusMantap kak
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu, yang saya suka karena mengambil dari sudut pandang yang berbeda, sehingga menjadi referensi untuk kita yang membaca
BalasHapusMaa syaa Allah sister. Barakallah! Aku suka pandangannya
BalasHapusMasyaAllah. . Terimakasih
BalasHapusMasya Allah....
BalasHapus