Jumat, 24 April 2020

The Growth #8: Hijrah Tanpa Tapi Tanpa Nanti

Bicara soal hijrah, tidak jarang ada ‘tapi’ dan ‘nanti’ yang hinggap di hati saat kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, untuk berhijrah. Hal ini adalah tantangan yang harus kita hadapi karena sejatinya perlu kita sadari bahwa musuh terbesar diri kita adalah diri kita sendiri. Tapi kita tidak sendiri, karena itulah kita bersama di sini untuk belajar bagaimana kita sebagai Muslimah bisa berhijrah tanpa tapi tanpa nanti. Bismillaah…


Ada 5 garis besar bahasan kita, yaitu:
1.      Awal proses hijrah
2.      Bagaimana kalau saya belum menerima hidayah?
3.      Bagaimana menghadapi respon sekitar dan dampaknya?
4.      Cara agar istiqamah
5.      Mutiara hikmah dari proses hijrah

1.      Awal proses hijrah

Bila ada kecenderungan dalam hati untuk hijrah, jangan diabaikan. Ada baiknya mulai kita renungkan lebih dalam karena hidayah itu mahal, tidak semua mendapatkannya. Catatkan dalam tulisan agar apa yang datang tidak pergi begitu saja.

Bila kemudian muncul pertanyaan dan keraguan yang mayoritasnya tentang ‘tapi’ dan ‘nanti’, berhati-hatilah. Karena bisa jadi ini merupakan godaan setan. Bersegeralah mohon perlindungan Allah, berdoa dan berdzikir. 

Bila keraguan itu semakin mendominasi, sampaikanlah pada sahabat shalihah, guru atau siapapun yang kita yakini bisa memberikan nasihat, bukan justru membuat sesat. Itulah mengapa begitu penting kita memiliki sahabat shalihah, guru, dan lingkungan yang baik. Karena hal tersebut akan sangat berdampak pada kita yang tengah berproses.

2.      Bagaimana kalau saya belum menerima hidayah?

Sebagian orang mendapatkan hidayah yang datang dengan sendirinya dari Allah. Itulah Maha Baiknya Allah. Allah Maha Mengetahui setiap isi hati. Bisa saja karena selama ini ia banyak berlaku baik pada sesama yang membuatnya banyak didoakan, kemudian Allah hadirkan hidayah itu dari doa orang lain. Wallahu a’lam.

Tapi bukan berarti bila kita tidak diberikan hidayah, kita berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Jemputlah hidayah itu! Hadiri majelis ilmu, bacalah buku-buku yang membuat kita lebih mengenal Allah dan islam, follow akun sosial media yang membawa kita lebih bertaqwa, perbaiki shalat kita, perbaiki lingkar pertemanan kita, mintalah pada Allah, dll. 

3.      Bagaimana menghadapi respon sekitar dan dampaknya?

Akan ada beragam respon baik itu positif maupun negatif. Yang perlu menjadi catatan adalah kita tidak akan bisa mengatur bagaimana orang memberikan respon mereka, tapi kita bisa mengatur bagaimana kita merespon mereka.

Bila respon sekitar adalah positif, kita perlu bersyukur dan berhati-hati. Bersyukur karena Allah hadirkan mereka untuk semakin mantap berhijrah. Namun berhati-hati karena respon positif khususnya pujian tidak jarang melenakan hati dan membelokkan niat. Tetap luruskan niat karena Allah, langitkan doa untuk mereka agar mereka yang memberikan respon positif diberikan pahala dan menjadi sahabat kita di dunia dan akhirat.

Bila respon sekitar cenderung negatif, di sini perlu kita pahami bahwa setiap orang memiliki background berbeda, lingkungan berbeda, pendidikan yang berbeda dan cara pandang berbeda. Mewajarkan bila kita berbeda bisa menjadi salah satu solusi. Tapi bukan berarti kita harus mengikuti jalan mereka, karena kalau tujuannya sudah jelas karena Allah, mengapakah kita sibuk mendengarkan mereka?

Namun bukan berarti kita bersikap tidak baik pada mereka. Tetaplah bersikap baik, justru harus lebih baik dari sebelumnya dan doakan mereka. Semoga kebaikan dan doa kita mengetuk hati mereka agar kelak mereka memiliki sudut pandang yang lebih baik.

Bila respon negatif itu berdampak signifikan pada pekerjaan atau pendidikan kita, hal ini cukup dikomunikasikan agar kita mendapat izin. Namun bila hasil komunikasi tidak 100% mendukung kita, hal ini bisa kita pertimbangkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Bila memungkinkan, berpindah pekerjaan pun bisa menjadi opsi yang baik. Tapi kondisi itu variatif pada setiap orang.

4.      Cara agar istiqamah

Sungguh, hati kita ini ada pada genggaman Allah. Dan begitupun tentang istiqamah yang ada pada diri kita. Istiqamah bukanlah tentang bagaimana kita berupaya saja, tapi bagaimana Allah menjaga setiap hati kita. Karena itu penting untuk terus menjaga hubungan dengan Allah, meminta petunjuk yang terbaik darinya, berdoa, memohon agar hati kita diberikan kecenderungan untuk istiqamah dalam ketaqwaan. Salah satu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah ﷺ  adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

Artinya : “Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu”

Yang tentu saja bisa kita aplikasikan di keseharian kita.

Selain itu ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga hati kita agar senantiasa istiqamah:
  1. Senantiasa mengingat bahwa ada pahala dan surga yang Allah siapkan untuk kita yang mau berjuang. Termasuk berjuang agar istiqamah.
  2. Jaga apa yang kita lihat, dengar, rasakan dan bicarakan. Bila ada kesalahan, langsung istighfar dan berupaya agar tidak mengulangnya.
  3. Bangun lingkungan yang positif baik di kehidupan nyata maupun maya. Perhatikan akun-akun media sosial yang kita follow, karena ini sangat berpengaruh secara sadar maupun tidak.
  4. Charge iman dengan rutin menghadiri majelis ilmu, membaca buku, menonton kajian lewat media sosial dll.
  5. Mintalah nasihat secara rutin pada sahabat shalihah. Misalnya 1 bulan sekali
  6. Lakukan personal-tracking. Bisa harian, mingguan atau bulanan. Agar kita tahu kondisi hati kita dan apa-apa saja yang mempengaruhinya.
5.      Mutiara Hikmah dari Proses Hijrah

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ  

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang gugur, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik.” – (Q.S Ali Imran: 195)

Percayalah, bila kita memperbaiki diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dengan berhijrah, Allah akan perbaiki kehidupan kita baik itu di dunia dan akhirat. Kita yang lebih mengenal Allah akan lebih tenang karena kita lebih mempercayakan hidup kita sepenuhnya pada Allah. Kita yang ber-ihtisab pada Allah akan senantiasa lapang dan tentram menjalani kehidupan ini. Bahkan bukan tidak mungkin, hal-hal yang dulu sangat kita impikan dan perjuangkan, yang sebelumnya Allah belum berikan, justru Allah berikan saat kita sudah berhijrah.

Itulah yang Hani alami. Karena setelah Hani refleksikan, banyak hal yang Hani inginkan justru Allah berikan setelah Hani berhijrah. Bila sebelum berhijrah dulu rasanya suliiit mendapatkan yang diinginkan, sekarang rasanya justru lebih mudah. Bahkan hanya keinginan dalam hati saja, Allah kemudian beri jalan untuk mendapatkan hal-hal tersebut. Alhamdulillaahilladzii bini’matihii tatimmushalihat.

Namun, hadiah apapun yang Allah berikan dalam proses hijrah kita, jangan sampai membuat kita terlupa pada hadiah terbesar Allah, yaitu: surga yang sudah Allah siapkan untuk kita. Karena itu, janganlah kita merasa sudah cukup baik sampai lupa berbenah diri. Ingatlah, perjuangan masih terus harus kita lanjutkan hingga kita berpulang.

Yuk hijrah sekarang! Hijrah tanpa tapi, tanpa nanti. Terlebih hari ini adalah hari pertama di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk hijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Karena usia, kita tidak pernah tahu kapan akhirnya. Maka mari berhijrah dan berjuang! Semoga kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dalam sebaik-baik keadaan. Aamiin allahumma aamiin



Cibinong - Bogor, 24 April 2020 / 1 Ramadhan 1441 H
Siti Rahmah Hanifa
@srhanifa






0 komentar:

Posting Komentar