“I think, travelling is not merely about exploring the world in a big capture, but also exploring our own personal world, even the tiniest thing.
To see ourselves deeper,
To find and fill the best spaces,
To determine the clear and wise goals,
To dream and live it in real”
Me, talking to myself
Assalamu’alaikum warahmatullaah
Hai temen-temen! Di kesempatan kali ini, aku mau share tentang beberapa hal yang aku alami dalam proses Exploring The World, Exploring Your (My) World. Tentang awal mula perjalanannya, gimana caranya, apa aja yang harus disiapin dll. Tulisan ini aku buat berdasarkan dari pertanyaan beberapa orang (terima kasih banyak, khususnya untuk kamu yang memberi pertanyaan! semoga kamu pun mendapat bagian pahala kebermanfaatan tulisan ini. aamiin). Ok, let’s get started! Bismillaah...
Dulu, rasanya pergi ke luar negeri menjadi impian yang begitu ‘wah’ bahkan sebelumnya ga pernah terpikirkan bisa terwujud. Berawal dari ambisi yang cuma ter-drive dengan stereotipe klise, kalau ke luar negeri itu keren, then, I must fight for that! Dari ikutan seleksi pertukaran pelajar ke luar negeri di kelas 10 SMK dulu sampai S1 ke luar negeri, anyway, semuanya gagal di tahapan pemberkasan sampai pernah juga gagal ketika hampiiiir berhasil. “it perhaps hasn’t been my turn yet”, my past-self guessed. And that was true!
Ini tentang menaiki tangga, kita gak bisa ke anak tangga 10, kalau gak lewatin anak tangga ke 5. it’s about the process, hun!
Dalam kehidupan, mimpi yang tinggi itu keren! Tapi ini bukan cuma tentang satu impian besar itu. Ini tentang setiap proses yang kita hadapi, setiap anak tangga yang kita tapaki, setiap langkah kecil yang kita ambil, dan lain-lain. Proses! Bukan hal yang instan. Aku ngerasain banget ketika aku masih dikasih kesempatan untuk feel the international atmosphere in national level ONLY. Lolos dalam program international fellowship yang diadain di Flores (bukan di luar negeri), ikut beragam lomba English public speaking mulai dari tingkat kabupaten, Jabodetabek, provinsi hingga nasional (lagi, bukan di luar negeri). Semuanya, setiap anak tangga rasanya punya ceritanya masing-masing. And I indeed enjoyed it! Sampai akhirnya (tapi bukan akhir perjalanan), aku diberi kesempatan beberapa waktu ke Malaysia, Thailand, diminta menjadi ambassador untuk kegiatan si Singapura, berangkat ke Turki & Mei 2019 medatang, insyaa Allah Jerman, Belanda, Belgia, UEA, Serbia & Hongaria. Biidznillah!
Bertumbuh dan berkembang
Ada yang sempet nanya, “kak, gimana caranya aku bisa kaya kak Hani”? well, let me tell you something my sister. Don’t ever try to be me, because I myself still learn with lots of shortages. Aku masih sering berkaca kalau aku belum ada apa-apanya, sangat belum ada apa-apanya dibanding yang lain. Dan satu lagi, setiap orang punya kanvas yang berbeda. Aku lebih nyaman kalau kita belajar bareng. Kalaupun kamu belajar sesuatu dariku, terapkan di kehidupanmu dengan caramu yang menyenangkan. Do it with love and happiness, not a pressure. Belajar, belajar, belajar dan berkembang. Ketika kita gagal, kita boleh bilang “oh, ini mungkin bukan jalan saya”, tapi bukan berarti ga belajar dari kesalahan kita. Kita musti bertumbuh dan berkembang! Cari tahu kekurangannya di mana, kesalahannya di mana, learn from the expert, and be your own kind of expert! Maka dari itu, aku selalu berterima kasih to my past-self, yang udah mau berjuang, yang udah mau bergagal-gagal ria, yang udah mau belajar, dan tentunya untuk orang sekitar yang juga banyaaaaak banget ngasih pembelajaran, dukungan dll yang tanpa kalian, aku gak akan bisa. Jazakumullah khayr!
Exploring my world
Tadinya, aku cuma berangkat dari ‘keren ya bisa belajar di luar negeri’, it then drove me to dream as an international student. Tanpa mengukur kemampuanku, dan sekedar ‘keren’ aja. Tapi tadi, dari setiap anak tangga yang kulewati, secara gak sadar aku meng-explore my own world. Mulai mengukur diri; mengukur diri di sini bukan merendahkan diri apalagi merendahkan mimpi ya, tapi lebih ke memantaskan dan memantapkan diri. Dari segi kemampuan bahasa, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menuangkan pendapat dll. Dari yang tadinya cuma berambisi, sampai akhirnya ambisi itu berganti degan nilai-nilai yang lebih berarti.
Aku sekarang paham, kenapa Allah gak kasih keberhasilan di awal, tapi justru kali ini Allah kasih jalan-jalan yang terus meningkat. Selain anak tangga tadi, kita juga harus paham bahwa Allah memberikan hal-hal yang kita mau di waktu yang tepat, yaitu saat kita siap. Kebayang kan, kalau aku cuma mengandalkan pandangan ‘keren’ aja untuk ke luar negeri? Tanpa dapat hal-hal yang punya manfaat besar?
Sekarang, saat orang sekitar memandang ‘wah’ akan keberhasilan upaya-upayaku, khususnya mengikuti beberapa program ke luar negeri. Justru aku sudah ga merasakan ada di zona yang sama. Saat ini, aku lebih berpikir tentang kontribusi nyata apa yang aku bisa berikan untuk kebermanfaatan? Untuk agama, nusa dan bangsa. Dan ini bukan hanya ucapan di bibir aja temen-temen, tapi ini rasanya betul-betul tanggung jawab yang besar yang rasanya ‘berat’, mohon doakan ya agar aku bisa mengemban amanah ini dengan baik. Karena ketika kita menjadi delegasi pemuda Indonesia, artinya ada banyak banget pemuda Indonesia di belakang kita yang kita ‘wakilkan’, ada masa depan yang lebih baik yang harus kita ciptakan, ada hal yang harus kita bawa pulang untuk mereka. Dan ini bukan hanya berasal dari kesadaran pribadi, tapi juga karena mereka; beberapa delegasi Indonesia lainnya yang begitu menginspirasi, yang sepulang dari belajar di luar negeri membawa dampak untuk pembangunan Indonesia. Kalian, luar biasa!
“kak, aku masih bingung untuk mulai dari mana”
Mulai dari impian besar kamu. Tuliskan mimpi besar kamu! Gak peduli sebesar dan ‘seenggak mungkin’ apapun mimpi kamu. Mulai aja dulu! Gak ada yang larang kita bermimpi. Juga, jangan biarkan pandangan orang lain memebuatmu membatasi mimpimu. Beberapa waktu lalu, aku belajar dari temanku untuk menulis 100 impian. Ga mudah! Tapi setelah aku coba beberapa hari, akhirnya selesai juga penulisan 100 impian itu. Kini, satu persatu impian itu bisa ku coret (karena sudah terwujud). Dan gak jarang, beberapa mimpi bisa diwujudkan dalam 1 waktu. Saat itu, rasanya maa syaa Allah! Ayo, tuliskan mimpimu sekarang!
Tapi, sekali lagi, jangan biarkan mimpi itu ‘berdebu’. Mulai langkahkan kaki kita untuk menggapai mimpi dengan hal-hal yang sederhana. Contohnya, kalau kita bermimpi menjadi pembicara kelas internasional atau international public speaker, kita bisa mulai ikut pelatihan public speaking, baca buku tentang komunikasi, belajar bahasa Inggris, ikut perlombaan-perlombaan public speaking, belajar dari YouTube, ikut komunitas-komunitas tentang public speaking, dll. Setelah beberapa waktu, kamu bisa daftar konferensi kepemudaan untuk menyuarakan pendapat kamu dengan skill yang udah terlatih tadi. Banyak bangeeeet kegiatan kepemudaan! Ayo jangan malas googling dan baca informasinya secara mendetail. Sengaja aku gak share, biar kamu kepo se kepo-kepo nya untuk cari kegiatan di google. Keyword nya: international conference, fully funded international conference, summer camp, student exchange program, youth forum dll. Sekarang juga banyak banget info-info konferensi, lomba, simposium dll di media sosial. So, maksimalkan penggunaan media sosialmu ya :)
Dan ingat, jangan manja kalau mau jadi pemenang! Jangan malas kalau mau berhasil! Semangat!
“Kak, bahasa Inggris aku masih level beginner banget. Gimana dong?”
Belajar yuk! :). Sampai saat ini aku juga masih belajar. Dan cinta banget sama belajar. Karena aku sadar, kalau kita menyukai (atau seenggaknya berusaha menyukai) apa yang kita kerjakan, insyaa Allah rasanya gak akan jadi beban. Anyway, aku banyak belajar bahasa Inggris secara autodidak. Kamu bisa baca beberapa tips nya di tulisanku sebelumnya disini ya :) semoga membantu ;).
Going Abroad With Passion
Menjelajahi dunia gak melulu soal konferensi atau belajar di perguruan tinggi. Kalau kamu gak passionate di dunia itu, gak masalah kok. Kamu tetap bisa berjelajah dengan passion mu sendiri. Bisa jadi travel vlogger, pegawai perusahaan, pemain sepak bola, atlit, pebisnis, penulis, pendakwah, volunteer bahkan tour guide sekalipun. Semuanya bisa mengantarkan kamu ke luar negeri. Nah, cara temuin passion ini adalah dengan mencoba melakukan sebanyak-banyaknya aktifitas hingga kamu menemui yang ‘gue banget nih’. Good luck! Sampai jumpa di sharing session berikutnya :)
Semoga Allah mudahkan atas apa-apa yang kita upayakan di dunia & Allah mudahkan urusan-urusan kita di akhirat ya, temen-temen... Aamiin
Wassalamu’alaikum warahmatullaah
To see ourselves deeper,
To find and fill the best spaces,
To determine the clear and wise goals,
To dream and live it in real”
Me, talking to myself
Assalamu’alaikum warahmatullaah
Hai temen-temen! Di kesempatan kali ini, aku mau share tentang beberapa hal yang aku alami dalam proses Exploring The World, Exploring Your (My) World. Tentang awal mula perjalanannya, gimana caranya, apa aja yang harus disiapin dll. Tulisan ini aku buat berdasarkan dari pertanyaan beberapa orang (terima kasih banyak, khususnya untuk kamu yang memberi pertanyaan! semoga kamu pun mendapat bagian pahala kebermanfaatan tulisan ini. aamiin). Ok, let’s get started! Bismillaah...
Dulu, rasanya pergi ke luar negeri menjadi impian yang begitu ‘wah’ bahkan sebelumnya ga pernah terpikirkan bisa terwujud. Berawal dari ambisi yang cuma ter-drive dengan stereotipe klise, kalau ke luar negeri itu keren, then, I must fight for that! Dari ikutan seleksi pertukaran pelajar ke luar negeri di kelas 10 SMK dulu sampai S1 ke luar negeri, anyway, semuanya gagal di tahapan pemberkasan sampai pernah juga gagal ketika hampiiiir berhasil. “it perhaps hasn’t been my turn yet”, my past-self guessed. And that was true!
Ini tentang menaiki tangga, kita gak bisa ke anak tangga 10, kalau gak lewatin anak tangga ke 5. it’s about the process, hun!
Dalam kehidupan, mimpi yang tinggi itu keren! Tapi ini bukan cuma tentang satu impian besar itu. Ini tentang setiap proses yang kita hadapi, setiap anak tangga yang kita tapaki, setiap langkah kecil yang kita ambil, dan lain-lain. Proses! Bukan hal yang instan. Aku ngerasain banget ketika aku masih dikasih kesempatan untuk feel the international atmosphere in national level ONLY. Lolos dalam program international fellowship yang diadain di Flores (bukan di luar negeri), ikut beragam lomba English public speaking mulai dari tingkat kabupaten, Jabodetabek, provinsi hingga nasional (lagi, bukan di luar negeri). Semuanya, setiap anak tangga rasanya punya ceritanya masing-masing. And I indeed enjoyed it! Sampai akhirnya (tapi bukan akhir perjalanan), aku diberi kesempatan beberapa waktu ke Malaysia, Thailand, diminta menjadi ambassador untuk kegiatan si Singapura, berangkat ke Turki & Mei 2019 medatang, insyaa Allah Jerman, Belanda, Belgia, UEA, Serbia & Hongaria. Biidznillah!
Bertumbuh dan berkembang
Ada yang sempet nanya, “kak, gimana caranya aku bisa kaya kak Hani”? well, let me tell you something my sister. Don’t ever try to be me, because I myself still learn with lots of shortages. Aku masih sering berkaca kalau aku belum ada apa-apanya, sangat belum ada apa-apanya dibanding yang lain. Dan satu lagi, setiap orang punya kanvas yang berbeda. Aku lebih nyaman kalau kita belajar bareng. Kalaupun kamu belajar sesuatu dariku, terapkan di kehidupanmu dengan caramu yang menyenangkan. Do it with love and happiness, not a pressure. Belajar, belajar, belajar dan berkembang. Ketika kita gagal, kita boleh bilang “oh, ini mungkin bukan jalan saya”, tapi bukan berarti ga belajar dari kesalahan kita. Kita musti bertumbuh dan berkembang! Cari tahu kekurangannya di mana, kesalahannya di mana, learn from the expert, and be your own kind of expert! Maka dari itu, aku selalu berterima kasih to my past-self, yang udah mau berjuang, yang udah mau bergagal-gagal ria, yang udah mau belajar, dan tentunya untuk orang sekitar yang juga banyaaaaak banget ngasih pembelajaran, dukungan dll yang tanpa kalian, aku gak akan bisa. Jazakumullah khayr!
Exploring my world
Tadinya, aku cuma berangkat dari ‘keren ya bisa belajar di luar negeri’, it then drove me to dream as an international student. Tanpa mengukur kemampuanku, dan sekedar ‘keren’ aja. Tapi tadi, dari setiap anak tangga yang kulewati, secara gak sadar aku meng-explore my own world. Mulai mengukur diri; mengukur diri di sini bukan merendahkan diri apalagi merendahkan mimpi ya, tapi lebih ke memantaskan dan memantapkan diri. Dari segi kemampuan bahasa, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menuangkan pendapat dll. Dari yang tadinya cuma berambisi, sampai akhirnya ambisi itu berganti degan nilai-nilai yang lebih berarti.
Aku sekarang paham, kenapa Allah gak kasih keberhasilan di awal, tapi justru kali ini Allah kasih jalan-jalan yang terus meningkat. Selain anak tangga tadi, kita juga harus paham bahwa Allah memberikan hal-hal yang kita mau di waktu yang tepat, yaitu saat kita siap. Kebayang kan, kalau aku cuma mengandalkan pandangan ‘keren’ aja untuk ke luar negeri? Tanpa dapat hal-hal yang punya manfaat besar?
Sekarang, saat orang sekitar memandang ‘wah’ akan keberhasilan upaya-upayaku, khususnya mengikuti beberapa program ke luar negeri. Justru aku sudah ga merasakan ada di zona yang sama. Saat ini, aku lebih berpikir tentang kontribusi nyata apa yang aku bisa berikan untuk kebermanfaatan? Untuk agama, nusa dan bangsa. Dan ini bukan hanya ucapan di bibir aja temen-temen, tapi ini rasanya betul-betul tanggung jawab yang besar yang rasanya ‘berat’, mohon doakan ya agar aku bisa mengemban amanah ini dengan baik. Karena ketika kita menjadi delegasi pemuda Indonesia, artinya ada banyak banget pemuda Indonesia di belakang kita yang kita ‘wakilkan’, ada masa depan yang lebih baik yang harus kita ciptakan, ada hal yang harus kita bawa pulang untuk mereka. Dan ini bukan hanya berasal dari kesadaran pribadi, tapi juga karena mereka; beberapa delegasi Indonesia lainnya yang begitu menginspirasi, yang sepulang dari belajar di luar negeri membawa dampak untuk pembangunan Indonesia. Kalian, luar biasa!
“kak, aku masih bingung untuk mulai dari mana”
Mulai dari impian besar kamu. Tuliskan mimpi besar kamu! Gak peduli sebesar dan ‘seenggak mungkin’ apapun mimpi kamu. Mulai aja dulu! Gak ada yang larang kita bermimpi. Juga, jangan biarkan pandangan orang lain memebuatmu membatasi mimpimu. Beberapa waktu lalu, aku belajar dari temanku untuk menulis 100 impian. Ga mudah! Tapi setelah aku coba beberapa hari, akhirnya selesai juga penulisan 100 impian itu. Kini, satu persatu impian itu bisa ku coret (karena sudah terwujud). Dan gak jarang, beberapa mimpi bisa diwujudkan dalam 1 waktu. Saat itu, rasanya maa syaa Allah! Ayo, tuliskan mimpimu sekarang!
Tapi, sekali lagi, jangan biarkan mimpi itu ‘berdebu’. Mulai langkahkan kaki kita untuk menggapai mimpi dengan hal-hal yang sederhana. Contohnya, kalau kita bermimpi menjadi pembicara kelas internasional atau international public speaker, kita bisa mulai ikut pelatihan public speaking, baca buku tentang komunikasi, belajar bahasa Inggris, ikut perlombaan-perlombaan public speaking, belajar dari YouTube, ikut komunitas-komunitas tentang public speaking, dll. Setelah beberapa waktu, kamu bisa daftar konferensi kepemudaan untuk menyuarakan pendapat kamu dengan skill yang udah terlatih tadi. Banyak bangeeeet kegiatan kepemudaan! Ayo jangan malas googling dan baca informasinya secara mendetail. Sengaja aku gak share, biar kamu kepo se kepo-kepo nya untuk cari kegiatan di google. Keyword nya: international conference, fully funded international conference, summer camp, student exchange program, youth forum dll. Sekarang juga banyak banget info-info konferensi, lomba, simposium dll di media sosial. So, maksimalkan penggunaan media sosialmu ya :)
Dan ingat, jangan manja kalau mau jadi pemenang! Jangan malas kalau mau berhasil! Semangat!
“Kak, bahasa Inggris aku masih level beginner banget. Gimana dong?”
Belajar yuk! :). Sampai saat ini aku juga masih belajar. Dan cinta banget sama belajar. Karena aku sadar, kalau kita menyukai (atau seenggaknya berusaha menyukai) apa yang kita kerjakan, insyaa Allah rasanya gak akan jadi beban. Anyway, aku banyak belajar bahasa Inggris secara autodidak. Kamu bisa baca beberapa tips nya di tulisanku sebelumnya disini ya :) semoga membantu ;).
Going Abroad With Passion
Menjelajahi dunia gak melulu soal konferensi atau belajar di perguruan tinggi. Kalau kamu gak passionate di dunia itu, gak masalah kok. Kamu tetap bisa berjelajah dengan passion mu sendiri. Bisa jadi travel vlogger, pegawai perusahaan, pemain sepak bola, atlit, pebisnis, penulis, pendakwah, volunteer bahkan tour guide sekalipun. Semuanya bisa mengantarkan kamu ke luar negeri. Nah, cara temuin passion ini adalah dengan mencoba melakukan sebanyak-banyaknya aktifitas hingga kamu menemui yang ‘gue banget nih’. Good luck! Sampai jumpa di sharing session berikutnya :)
Semoga Allah mudahkan atas apa-apa yang kita upayakan di dunia & Allah mudahkan urusan-urusan kita di akhirat ya, temen-temen... Aamiin
Wassalamu’alaikum warahmatullaah
0 komentar:
Posting Komentar