Sejuta Harapan
“saya yakin kamu
mampu! Kamu punya potensi yang besar, hani!”
“Kamu harus bisa hani! Kamu pasti bisa”
“gimana kamu ga
yakin sama diri kamu sendiri? aku aja yakin kamu bisa”
3 kalimat di atas
betul-betul diutarakan pada saya di waktu yang berbeda. Rasanya seperti ada
sejuta harapan di dalamnya. Saya merasa masih banyak PR yang harus saya
selesaikan. Sejujurnya, saya sama sekali tidak merasa terbebani. Justru saya
merasa tertantang, bagaimana saya mampu berkembang diluar batas kepercayaan
saya. Yang saya kira saya hanya mampu ‘segini’, padahal saya bisa lebih dari
ini. Di luar nalar dan batas normal saya.
Sejuta harapan.
Bukan hanya pada saya, atau mereka yang sudah berhasil mencapai impian-impian
mereka karena potensi dan etos kerja mereka,
yang menjadi tumpuan atas sejuta harapan yang pernah diutarakan oleh
banyak orang dalam kehidupan kami. Tapi ini tentang anda, tentang anda. Tentang
kita semua yang mungkin lupa pada ‘sejuta harapan’ yang tidak diucapkan
siapapun sebelumnya.
Sejuta harapan
dari mereka, generasi penerus kita. Yang masih ada dalam kandungan, atau mereka
yang sering kita jumpai sedang melangkahkan kaki kecil mereka dengan seragam
sekolah. Atau mereka, yang dengan tubuh mungilnya melangkahkan kaki di pinggir
jalan dengan membawa gitar atau karung besar untuk mengais rejeki.
Sejuta harapan
dari mereka, para pembangun bangsa yang kini mulai renta. Yang mereka rasa
tugas mereka belum selesai, dan harus dilanjutkan oleh kita, ya, kita. Atau mereka,
orang-orang yang kini hanya mampu bermimpi namun tak bisa lagi melangkah untuk
mimpinya. Mereka yang sadar bahwa dunia ini membutuhkan generasi penerus yang
mampu menciptakan masa depan yang lebih baik lagi. Sejuta harapan yang tak
terucap dari bibir mereka, namun bergetar dahsyat dari hati mereka.
Mereka yang
meletakkan sejuta impiannya pada kita semua. Ya, kita semua. Yang selama ini
mungkin hanya sadar untuk bertanggung jawab pada orang sekitar yang kita cintai,
atau malah hanya untuk diri kita sendiri.
Sampai kapan?
Sampai kapan kita terlena pada tugas dan tanggung jawab di depan mata saja? Berkutat
pada kesibukan pribadi saja? Sedang kita lupa dengan sejuta harapan yang ada
namun tak terlihat. Kita lupa untuk memberi arti dengan membuat perubahan
berarti, untuk anak cucu kita kelak, generasi muda, dan mereka orang-orang tua
yang sudah berjuang susah payah.
Ada sejuta
harapan yang menunggu kita. ayo! Ayo kita wujudkan sejuta harapan itu!
0 komentar:
Posting Komentar